Sunday, September 12, 2010

Kerajaan Gelgel Di Masa Senja

Bali tidak dapat lepas dari kejayaan masa lalu. Kerajaan Gelgel adalah satu diantaranya. Masa keemasan Bali pada masa pemerintahan Raja Dalem Waturenggong tidak dapat dipandang sebelah mata. Sosiokultural masyarakat Bali saat ini merupakan salah satu warisannya.


Masa Pengungsian
Kerajaan Gelgel di masa senja di mulai dari penggulingan kekuasaan raja oleh I Gusti Agung Maruti pada tahun 1686 Masehi. Setelah dikuasainya kerajaan Gelgel oleh I Gusti Agung Maruti maka Dalem Di Made (Putra Prami Dalem Sigening) bersama dua putra beliau yang masih sangat muda yaitu Dalem Pamayun dan Dalem Jambe dengan diiringi oleh pengawal - pengawal setia beliau mengungsi ke daerah Guliang.
Adapun mereka yang mengawal beliau adalah keturunan dari : I Gusti Kekon Tubuh, I Dewa Pamayun, Sang Takmung dan warih Bagawanta Pedanda Wayahan Bun (beliau gugur saat pemberontakan I Gusti Agung Maruti ).
Dalam masa pengungsian  Dalem Di Made wafat di daerah Guliang. Sebagai rasa hormat yang teramat besar oleh rakyat , maka setelah upacara Palebon beliau didirikanlah sebuah pura " Pura Dalem Agung " di wilayah Guliang.
Untuk menghindari pengejaran oleh para pengikut I Gusti Agung Maruti, kemudian Dalem Pamayun dan Dalem Jambe beserta pengiring beliau menuju daerah Bukit tepatnya daerah Kulub Tampaksiring Gianyar.

Perebutan Kembali Kerajaan Gelgel
Mengingat Pangeran Muda sudah menginjak dewasa, kemudian dengan bantuan I Dewa Agung Gede Ngurah Agung ( Raja Sidemen Karangasem ) beserta I Gusti Agung Anglurah Singarsa dan para Penguasa Buleleng, Bangli, Gianyar dan Badung mulai merencanakan untuk merebut kembali tahta kerajaan Gelgel dari tangan I Gusti Agung Maruti.
Perang Maha Dasyat pun terjadi di wilayah Istana Gelgel. Kerajan Gelgel dikepung dari berbagai penjuru diantaranya sebagai berikut :
  1. Arah Utara : Penyerangan dilakukan oleh Laskar Buleleng yang dipimpin langsung oleh I Gusti Panji Sakti bersama Laskar Bangli yang dipimpin oleh I Dewa Gede Kanca Den Bancingah tentunya dengan pusaka " Ki Lobar " di tangan beliau.
  2. Arah Barat : Penyerangan dilakukan oleh Laskar " Pering Gading " Gianyar yang dipimpin langsung oleh I Dewa Anom Kuning ( Manggis Kuning )
  3. Arah Timur : Penyerangan dilakukan oleh Laskar Sidemen yang dipimpin oleh I Gusti Agung Anglurah Singarsa
  4. Arah Selatan : Penyerangan dilakukan oleh Laskar " Macan Gading " Badung yang di pimpin oleh Kiyai Jambe Pole.
Perang terdasyat terjadi di wilayah pantai Klotok hingga Jumpai, dimana terjadi perang tanding antara I Gusti Agung Maruti melawan Kiyai Jambe Pole tepatnya di areal " Cedok Andoga " dekat Pura Batu Klotok.
Perang Maha Dasyat ini terjadi sekitar tahun 1686,


sumber : Babad Satria Kabetan

No comments:

Post a Comment